lamatlamat perasaanku meruncing
berkehendak menikam kesabaran
rembulan menjadi perak lalu tangismu mencekam keheningan
lamatlamat perasaanku menumpul memupuk kesabaran
angin
laut
rintik
badai
menerjemahkan luka
menusuk ulu hati
di rendarenda kerudung tanda hijab yang kau kenakan tadi malam aku menaruh pesan "besok pagipagi sekali pergilah ke kebun belakang rumah, petikan aku beberapa kuntum melati agar bisa selalu menghadirkanmu dalam tiap sepi"
lalu di bilah masih rindu yang biasa kita tiduri, seekor kucing melirik padaku dan berkata "berangkatlah tidur esok pagi masih ada hari". seterusnyadi garis kertas tulisaku mengeja namamu dengan enam huruf kapitalbesarbesar lampu padam. Pada hari yang lain di selasela rindu padamu malam ini.aku selipkan doadoa masa tua, tentang tanah sebidang dan rumah sederhana
Lalu namamu memenggal sepi, penyakit yang aku derita dua tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar