Tampilkan postingan dengan label sastra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sastra. Tampilkan semua postingan

Selasa, 29 Maret 2011

Soe Hok Gie dan Sastra

Berbicara tentang Soe Hok Gie tentu tidak bisa meninggalkan sastra.walau pun saat ini karya sastra Gie, yang kebanyakan puisi tidak menjadi ukuran dunia satra Indonesia. Gie dalam karyanya yang lain pun, entah itu esay, artikel atau opini umum hampir selalu menggunakan bahasa sastra. bagi saya ini merupakan taktik sikologis untuk bagaaimana pembaca tulisan Gie menjadi "kerasan" dan "terngiang" dan tentu saja amanat dalam tulisan tersebut masuk sampai sanubari pembaca tulisan Gie.

Gie dengan puisinya selalu menarik untuk di perbincangkan. Berkobar, halus dan dalam itu kesan pertama yang saya dapatkan ketika membaca tiga puis gie. berikut ini puisinya

Sebuah Tanya

Akhirnya semua akan tiba
Pada hari yang biasa
Pada suatu ketika
Yang tak pernah kita ketahui

Apakah kau masih selembut dahulu
Memintaku meminum susu dan tidur lelap
Sambil mebenarkan leher kemejaku

Kabut tipis pun turun pelanpelan di lembah kasi
Lembah mandala wangi
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan yang mulai suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin

Apakah kau masih membelaiku seperti dulu
Ketika ku dekap kau dekap lebih mesra
Lebih dekap
Apakah kau masih berkata
Ku dengar detak jantungmu

Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta
Hari pun menjadi malam
Wajahwajah mulai muram
Wajahwajah yang tidak kita kenal
Berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti
Seperti kabut pagi itu

Karena kemanusiaan

Aku tak tau mengapa
Aku merasa melankoli mala mini
Aku melihat lampulampu kerucut
Dan lalu lintas Jakarta dengan warnawarna baru
Seolah-olah semuanya di terjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan
Semuanya terasa mesra
Tapi kosong
Seolah-olah aku merasa diriku yang lepas
Dan bayangbayang menjadi puitis sekali di jalanjalan

Perasaan yang amat kuat menguasaiku aku ingin memberikan rasa cinta kepada manusia.

Tentang Tujuan

Ada orang yang menghabiskan waktunya di mekkah
Ada orang yang menghabiskan waktunya di miraza
Tapi aku ingin menghabiskan waktuku di sisimu sayangku
Bicara tentang anjinganjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bungabunga yang manis di lembah mandala wangi

Ada serdaduserdadu amerika yang mati kena bom di danau
Ada bayibayi yang lapar di Biafra
Tapi aku ingin mati disisimu manisku
Setelah kita bosan hidup dan bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang satu setanpun tak tahu

Mari sini sayangku
Kalian yang pernah mesra
Yang pernah baik padaku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung

Kita tak pernah menanam apa-apa
Kita tak pernah kehilangan apa-apa